Feeds:
Pos
Komentar

Archive for November, 2009

Tentang Hujan

Hujan…Masihkah kau rindukan aku..?. Rindu seperti saat aku memandangmu sambil memberikan senyum tulusku. Rindu saat menemaniku berjalan sambil mendengarkan dirimu ber irama indah di balik tudung jaket hitamku. Rindu saat kucium dan kunikmati aroma wangimu ketika pertama kali menumbuk bumi yang kerontang.

Hujan…Terima kasih. Sore ini kau berkenan menemaniku lagi. Menghiburku dengan cerita tentang perjalananmu saat pergi meninggalkan garam di lautan, menguap perlahan namun pasti, bergerumul menjadi awan di angkasa, berkelana ke penjuru dunia bersama angin, hingga akhirnya tiba dihadapanku membawa hawa sejuk yang menentramkan hati dan jiwaku.

Hujan…Aku ingin bercerita..Saat ini aku sedang merindu..rindu akan purnama yang mengingatkanku pada senyumnya. Aku rindu senja yang menggambarkan wajahnya. Aku rindu engkau yang terasa begitu meneduhkan seperti cintanya. Rindu..sepanjang hari..sepanjang waktu…

[Mengamati teduhnya hujan sore sambil menikmati sepotong roti dan segelas susu coklat hangat]

Read Full Post »

Beasiswa ITB

Mari kita cari anak-anak cerdas sampai ke gang-gang becek dan di bawah pohon bambu.

Jumlah putra-putra daerah cerdas dari keluarga tidak mampu samakin lama semakin berkurang, alias sebagian beasr mahasiswa ITB adalah anak-anak borju dari kota-kota besar saja. Hal ini wajar karena ITB sekarang mengalokasikan mahasiswanya lebih dari 60% berasal dari USM dengan sumbangan puluhan juta rupiah juga dengan biaya test Rp.900 000 jelas anak-anak miskin hanya bermimpi untuk ikut USM.

Namun demikian ITB BHMN, menyediakan kursi 20% (sekitar 600 anak) untuk anak-anak dari golongan tidak mampu, dan sampai sekarang kuota itu hanya terpenuhi 50 anak (http://cetak. kompas.com/ read/xml/2009/ 07/27/1659165/itb.jaring.27. siswa.miskin.)

Hanya BIUS (beasiswa ITB untuk semua) dari alumni yang memberikan beasiswa full biaya pendidikan dan biaya hidup selama 4 tahun. Walaupun begitu masih ada celah untuk saudara-sudara kita yang tidak mampu yang tetap memerlukan bantuan kita agar akses dan kesempatan untuk masuk ITB dapat dinikmati oleh semua orang.

Celah-celah itu:

1. BIUS (Beasiswa ITB untuk Semua)

Biasiswa dari alumni ITB yang di mulai tahun 2008 yang memberikan beasiswa pendidikan dan biaya hidup yang berambisi mencapai kuota 600 anak. Tahun 2008 memberikan beaiswa ke 40 anak artinya jumlah beasiswanya terbatas. Dan hanya BIUS yang meberikan beaiswa full. Info lebih lanjut http://www.itbuntuksemua. com

2. SNMPTN,

Anak-anak dari keluarga tidak mampu bisa mengikuti test SNMPTN karna biaya relative murah Rp 175 000 untuk IPC, IPA Rp 150000 dan bisa nol rupiah untuk sumbangan awal bila di terima di ITB. Yang jadi permasalahan adalah anak-anak yang diterima ini tetap membutuhkan biaya hidup seketika tiba di Bandung. Untuk biaya pendidikan anak-anak ini harus melakukan penundaan pembayaran biaya pendidikan yang nanti di bayarkan bila anak yang bersangkutan bisa mendapatkan biasiswa dari ITB. Dan untuk biaya hidup kita bisa mengusahakan dengan mengkontak para alumni untuk menjadi orang tua asuh.

3. Beasiwa Minat

Pada beasiwa minat, ITB memberikan beasiswa untuk anak-anak yang memilih jurusan yang kurang di kenal masyarakat namun sangat dibutuhkan di pasar kerja tingkat nasional dan global yaitu Astronomi, Meteorology, Oseanografi, Seni Rupa dan Teknik Metalurgi. Namun ITB hanya memberikan pembebasan uang sumbangan awal. Oleh karena itu untuk mendapatkan biaya pendidikan anak ini harus melakukan penundaan diawal dan memerlukan bantuan kita untuk mencarikan orang tua asuh. Dan juga anak ini harus ke Bandung untuk USM pusat atau ke kota tertentu untuk USM daerah dengan membeli formulir Rp.900.000 dan akomodasi. Info lebih lanjut http://www.itb. ac.id/usm- itb/

4. Beasiswa pendidikan dari ITB (untuk 30 orang)

Seperti namnya ITB hanya memberikan beaiswa pendidikan artinya anak ini tetap perlu biaya hidup seketika tiba di bandung dan harus ke Bandung untuk mengikuti USM. Kuota yang disediakan 30 orang. Info lebih lanjut http://www.itb. ac.id/usm- itb/

Bottle Neck, Tantangan dan Tindakan

Sudah pasti agar semua orang bisa mempunyai kesempatan yang sama maka informasi ini harus sampai di seluruh penjuru Nusantara, agar anak-cerdas di Papua, di Halmahera atau di sekolah-sekolah di kolong jembatan, juga menikamati kesempatan ini. Sehingga kita wajib menyebarkan info ini seluas-luasnya. Yang jadi masalah adalah bagaimana anak-anak ini termotivasi dan mempunya dana untuk bisa mengikuti test.

Setelah info tersebar ke seantero Indonesia dengan bantuan para alumni atau organisasi mahasiswa daereh , hal yang dapat dilakukan antara lain:

1. Memberikan beaiswa SNMPTN ke sekolah-sekolah yang di koordinir oleh organisasi mahasiswa ITB setempat dan meneruskan untuk membantu mendapatkan Beaiswa Kuliah hidup.

Sudah pasti kita tidak hanya datang dan menempelkan info beasiwa, yang lebih penting adalah memberikan motivasi dan solusi yaitu dengan beaiswa. Katakanlah 10 anak terbaik dari sekolah-sekolah di kecamatan, dengan biaya test IPA Rp. 150 000/anak total biaya untuk satu sekolahan sebesar Rp. 1500 000. Hal ini bisa berdampak anak-anak disekolah yang awalnya malas akan menjadi rajin belajar dan yang awalnya kuliah di ITB itu mimpi bisa mendapatkan harapan baru. Bila kita mendaptkan satu anak dari SMA ini maka anak-anak bisa menjadi agen perubahan untuk sekolah dan daerahnya. Dengan bantuan alumni di dareh dan organisasi lain tentu hal ini bisa terwujud. Ada organisasi Anak jambi, anak Pemalang, anak Jember, Anak Papua dll yang tanpa menuggu lulus meraka bisa berkontribusi untuk daerhanya untuk mencari bola-bola ini. Apalgi ada perubahan tipe soal SNMPTN dan tambahan test TPA, sehingga anak-anak yang tidak pernah ikut bimbel bisa masuk, apa lagi sekarang buku-buku SMA sudah bagus. Alhasil anak-anak cerdas di sekolah di pinggir sawah mempunyai kesempatan yang sama. Memang di butuhkan kerja keras dan komitmen utuk melakukanya langkah ini.

Setelah anak lulus ITB, selanjutnya kita arahkan untuk memasukkan penundaan ke LPKM dan mengirimkan CV mereka ke para Alumni ITB secepat mungkin untuk mencarikan orang tua asuh. Karana seketika di terima, anak ini butuh transport dan biaya hidup di bandung.

2. Memberi beasiwa untk mengikuti Beasiswa Minat, untuk hal ini di butuhkan uang yang agak besar yaitu biaya akomodsai ke Bandung dan biaya formulir USM . Selebihnya seperti langkah point 1.

3. Memberi beasiwa untk akomodasi selama test Beasiswa Pendidikan, para alumni daerah perlu memikirkan memberikan beasiwa akomodasi untuk Test karna harus ke bandung. Selebihnya seperti langkah point 1.

Ingat ada kuota 600 anak untuk anak miskin dan banyak alumni yang siap menjadi orang tua asuh, mari kita cari anak-anak itu ke penjuru negeri.

“Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan. Maka tidakkah sebaiknya ia menempuh jalan yang mendaki lagi sukar? Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? (yaitu) melepaskan budak dari perbudakan, atau memberi makan pada hari kelaparan, (kepada) anak yatim, atau orang miskin dan fakir.”

Imam Santoso (TA 03)
Imam_itb03@yahoo. com

———— ——— —————– ——— —————– ——— —————– ——— —————– ——–

diatas itu adalah sebuah note dari seorang alumni ITB yang disela2kesibukannya , masih sempat meluangkan waktu untuk mengurus anak2yang punya mimpi besar untuk INDONESIA, tapi terkendala dengan biaya pendidikan yang semakin mahal…sebuah peluang yang luar biasa yang bisa dimanfaatkan semua siswa di seluruh INDONESIA untuk dapat memasukin jenjang selanjutnya dalam mewujudkan cita-cita besar tersebut..
sebuah kesempatan untuk dapat mengenyam pendidikan di salah satu Perguruan Tinggi Terbaik di INDONESIA ini…
ISTITUT TEKNOLOGI BANDUNG….
Demi Tuhan, untuk bangsa dan almamater… Merdeka.. .

Read Full Post »